Senin, 02 Mei 2011
Pentingnya Uang
(By Suhu Togel Liong Apat) Sekarang saya ingin berbicara mengenai pentingnya uang dalam kehidupan kita. Ini masih cerita motivasi dan jika bagus ya dianggap pemacu semangat.
Pentingnya Uang
Apakah uang itu penting? Sebenarnya tak perlu lagi dijawab pertanyaan mengapa kita perlu uang. Semua orang tahu bahwa menjadi kaya raya itu penting sekali. Uang itu sesuatu yang amat berharga. Bahkan seorang Dale Carniegie pernah berkata bahwa kesedihan hati kita 70% berkaitan dengan masalah keuangan. Artinya jika kita memiliki uang yang cukup, kesedihan tersebut tidaklah begitu menyiksa kita. Namun sebaliknya jika tidak memiliki uang yang cukup, maka kesedihan tersebut benar-benar menyiksa. Anda bisa rasakan sendiri ketika dompet sisa Rp 50.000 dibandingkan sisa Rp 1 juta. Lebih tenang mana?
Contoh: misalnya ketika anak kita sakit. Jika punya uang, kita lebih tenang dan bisa membawa anak kita untuk berobat ke sana ke mari bila perlu hingga ke luar negeri, bukan? Lihat saja semua pejabat kalau berobat pasti ujung-ujungnya dibawa ke luar negeri. Bahkan banyak yang meninggal di luar negeri. Ini ada apa? Mereka bilang berobatlah di rumah sakit lokal, tapi mereka aja berobat di luar negeri. Anda mau ikuti saran mereka? Terlihat jelas upaya orang pintar berusaha menipu orang bodoh. Rakyat Indonesia sampai saat ini masih sangat bodoh sehingga mudah dimanipulasi dan ditipu. Lihatlah pemimpin-pemimpin yang dipilih rakyat bukan karena mereka hebat dan ingin mengabdi tetapi karena faktor lain. Kita memilih mereka bukan karena visi misi atau panggilan hati nurani mereka, melainkan karena suku, agama, partai politik, kenalan dekat, money politics, dsb! Makanya Indonesia tidak akan pernah maju! Pejabat bilang belanjalah di koperasi atau pasar tradisional, tapi coba tanyakan mereka jadi anggota koperasi mana? Lihat saja keluarga mereka apa sering berbelanja di hypermart/mall atau malah pasar tradisional? Lihat merek sepatu, parfum atau baju mereka, buatan lokal Solo, Cibaduyut, atau luar negeri? Yang ada, uang mereka menumpuk di rekening bank nasional bahkan beberapa di rekening bank luar negeri. Jika tersangkut masalah hukum, maka uang-uang tersebut menjadi peluru untuk menembak aparat bernaluri korup. Fakta nyata bukan? Masih ingat Gayus Tambunan? Menurut saya, Bro Gayus pasti paham dan menangkap perkatakan Dale Carniegie.
Bahkan ketenangan yang ditimbulkan oleh uang terkadang tanpa kita sadari, secara tidak langsung ikut berperan menolong kesembuhan anak kita. Coba jika kita panik, malah yang sakit bisa cepat mati karena satu dua hal. Kalau tidak punya uang, mendengar anak sakit saja sudah membuat kita panik dan stres. Kecuali Anda adalah orang tua yang tidak bertanggung jawab. Contoh lain misalnya biaya pendidikan anak yang terus naik. Kalau miskin, berita mengenai kenaikan uang sekolah tentu memusingkan. Padahal kita tahu bahwa pendidikan itu penting. Jika pendidikan tidak penting, Anda tidak akan menemukan orang seperti saya atau rekan-rekan master lainnya, dan tidak akan ada Internet di muka bumi ini.
Semua berita-berita negatif di koran atau televisi seperti bencana kekeringan, gelombang tsunami, gunung meletus, gempa bumi, banjir bandang, harga BBM yang terus melonjak, harga makanan yang naik, isu kudeta, inflasi dan sebagainya, jauh lebih memusingkan orang-orang miskin daripada orang kaya. Celakanya semua media massa berlaku istilah “bad news is a good news”. Semua yang buruk-buruk seperti bencana alam, kudeta presiden, perselingkuh pejabat atau artis, kasus pembunuhan, banjir, kekeringan, dan masih banyak lagi, justru paling menarik minat masyarakat. Dari waktu ke waktu berita-berita seperti inilah yang akan terus ditayangkan karena mendatangkan rating yang otomatis mendatangkan pemasukan iklan paling besar. Jadi sudah bisa dipastikan porsi berita negatif di semua media massa jauh lebih banyak dibandingkan berita positif. Lebih banyak orang yang suka menyebarkan berita-berita negatif, isu-isu murahan, provokasi penghancur negara dan kesatuan bangsa, daripada membagikan hal-hal positif, tips dan cara mencari uang, motivasi pemberi semangat, dsb. Karena itu membaca berita koran atau nonton TV bagi orang-orang miskin efeknya jauh lebih parah daripada orang-orang kaya. Celakanya lagi, sebagian besar waktu orang miskin habis duduk buat menonton siaran TV.
Lalu bagaimana dengan kesedihan 30% lainnya? Ini kesedihan yang tidak bisa ditakar dengan uang. Kesedihan ini dialami semua orang entah itu si kaya atau si miskin. Contoh: misalnya kematian, perceraian, musibah kecelakaan, bencana alam dan sebagainya. Ada uang atau tidak, jika musibah datang seperti gempa bumi, tsunami, semuanya mengalami nasib yang sama. Ada uang atau tidak, semua orang bisa mengalami perceraian. Ada uang atau tidak, setiap orang pasti meninggal. Inilah 30% kesedihan yang tidak bisa ditakar dengan uang. Kita berusaha dan bekerja setiap hari juga demi uang. Kita berpindah-pindah kerja, meloncat ke sana ke mari bagaikan kutu loncat dari perusahaan yang satu ke perusahaan lainnya, tak lain juga demi uang. Demi gaji dan fasilitas yang jauh lebih baik dengan istilah “lebih menantang”, itu juga demi uang. Namun kita tak pernah kaya-kaya juga. Bahkan bagi sebagian orang, urusan memilih pasangan hidup pun adalah hitung-hitungan soal uang. Melihat apakah calon ini kaya atau tidak, berpendidikan atau tidak, latar belakang keluarganya, semuanya adalah tanda-tanda perhitungan bisnis yang tersembunyi. Menikah pun bisa dijadikan lahan bisnis. Pencantuman kata-kata di lembaran undangan pernikahan seperti: “kami sangat berterima kasih jika hadiah dari Anda bukanlah karangan bunga atau kado” adalah bukti nyata hitung-hitungan bisnis (uang). Bagi yang malu-malu hanya mencetak gambar bunga dan kado yang diberikan tanpa silang. Anda lihat? Semuanya uang, bukan? Padahal kalau mau menikah ya menikah saja. Orang mau memberikan bunga, kado atau hanya sekedar ucapan selamat ya adalah sesuai kemampuan mereka. Jika bunga tidak ada artinya tinggal dibuang, masukkan tong sampah dan dibakar. Toh bukan uang kita dan diberikan orang. Kenapa harus melarang orang memberikan sesuatu? Kalau tidak mau rugi maka jangan pesta dan jangan menikah. Begitulah cara berpikir banyak orang yang kadang sudah tahu itu salah tetapi kita tetap membiarkannya terjadi. Malah ada yang menyesal ketika usai pesta, uang yang dikeluarkan tidak balik modal. Gila! Menikah jadi lahan bisnis. Apakah akan diridhoi model pernikahan seperti ini?
Semoga artikel tadi bisa memacu semangat kita bersama untuk terus maju meraih yang terbaik dalam hidup ini. Kita akan bersambung dengan artikel tentang kekuatan uang. Harap bersabar karena banyak hal yang perlu diketahui.
Label:
Pentingnya Uang,
Uang
0 komentar:
Posting Komentar